Rabu, 13 Januari 2016

Mengenal Kaos Polos Impor Fruit Of The Loom (FOTL)
Fruit of the loom merupakan brand pakaian yang berkantor pusat di Bowling Green, Kentucky Amerika Serikat. Logo perusahaan sangat familiar yang terdiri dari apel merah, daun, anggur hijau, kismis, dan anggur ungu membentuk merk dagang yang dikenal secara luas. Perusahaan ini memproduksi pakaian termasuk pakaian dalam untuk pria dan wanita baik dewasa maupun remaja, t shirt, fleece, pakaian santai, jeans untuk wanita dan pakaian untuk anak-anak.




Tahun 1851
Tahun 1851 merupakan awal munculnya merk fruit of the loom yang diciptakan oleh Robert Knight di Rhode Island. Awal mula pemberian merk adalah ketika Robert Knight mengunjungi Rufus Skeel yang merupakan rekannya yang membuka toko pakaian produksi Robert Knight, saat itu putri dari Rufus Skeel menggambar buah apel di salah satu pakaian, dan menurut Robert Knight simbol tersebut bagus jika di dijadikan merk pakaian yang diproduksinya.

Tahun 1879
Hanya membutuhkan waktu satu tahun setelah pengajuan mematenkan merk Fruit of the loom, pada tahun ini Robert Knight mematenkan merk yang dibuatnya yaitu Fruit of the loom dan disetujui oleh pihak pengadilan.


Tahun 1985
Pada tahun ini perusahaan ini menjadi bagian dari Nortwest Industries Inc. yang dibeli oleh William F Farley dan berubah nama menjadi Farley Industries Inc. Fruit of the loom mendapatkan peningkatan penjualan sekitar 500 juta US$ saat itu dari pembelian NWI untuk sekitar 2,5 miliar US$ dan hampir 15 tahun kemudian. Pembiayaan utang awalnya tampak sebagai jalan keluar namun ternyata sulit untuk mengelola usaha untuk mendapatkan penjualan yang meningkat 5 kali lipat.
Tahun 1999
Pada tahun ini perusahaan mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah membukukan kerugian bersihnya sebesar 572,2 juta US$, dimana 66 juta saham yang beredar turun nilainya menjadi 44$ per saham pada awal 1997 hanya lebih dari 81 US$ pada musim semi tahun 2000. Alasan kebangkrutan bervariasi seperti beban utang yang terlalu tinggi di tahun 1980-an dan penerapan kebijakan yang tidak membantu, sehingga pada akhir tahun 1999 William dipaksa keluar sebelum pailit. Karena di bawah kepemimpinannya perusahaan justru tidak produktif, termasuk penataan perusahaan dalam suatu entatitas lepas pantai di Cayman Island untuk menghindari pajak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar